Pemilihan kemasan adalah bagian yang tidak kalah penting dibandingkan dengan proses produksi sebuah produk. Kemasan dapat menambah nilai jual dan brand awareness di mata konsumen. Dengan kemasan yang baik, kemasan tidak hanya bermanfaat sebagai wadah/tempat untuk menjaga kualitas makanan tetap terjaga dengan baik, tetapi juga sebagai sarana pemasaran melalui desain kemasan yang efektif yang bisa memikat selera konsumen guna meningkatkan penjualan dan kesadaran akan merek produk. Kemasan roti memiliki berbagai jenis dan berbagai fitur tambahan. Kemasan roti bisa dibagi dari berbagai klasifikasi baik dari segi material, bentuk, ukuran dan fungsinya masing-masing. Berikut adalah beberapa alternatif pilihan yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan dan jenis produknya Kemasan Kertas Kemasan roti kertas adalah kemasan berbahan dasar kertas sebagai material utamanya. Jenis material kertas ini pun sudah menggunakan bahan food grade paper, sehingga aman untuk digunakan. Biasanya untuk ketebalan yang ideal untuk digunakan kemasan kertas adalah dengan ketebalan kurang lebih 50 gsm, sehingga kemasan akan tahan terhadap minyak. Kemasan ini bisa diprint/dicetak sesuai desain yang diinginkan. Kemasan ini juga mudah didaur ulang dan ramah lingkungan. Jenis kemasan kertas cenderung lebih mudah untuk menambahkan aksesoris atau fitur-fitur seperti zipper, window/jendela plastik transparan dan fitur lainnya. Sehingga isi kemasan dapat terlihat dan jadi lebih menarik dari segi tampilan. Terdapat beberapa varian tampilan jenis kemasan kertas, diantaranya Kemasan kertas berbentuk Kantong/Paper Bag Yaitu kemasan roti dengan bahan kertas berbentuk kotak dan umumnya ukuran yang digunakan berukuran kecil hingga sedang. Tampilan dan pemakaian yang sederhana membuat kemasan ini cocok untuk kemasan roti take away atau roti yang langsung dimakan. Untuk varian kemasan kertas kantong biasanya cocok untuk jenis roti yang berukuran kecil seperti roti bagel, roti gulung, roti croissant, roti coffee bun. Karena ukurannya yang relatif kecil dan tidak memerlukan wadah yang besar hal ini akan memudahkan konsumen dan juga menguntungkan produsen untuk mengefisienkan biaya kemasan. Kemasan kertas Box Besar Lalu selanjutnya varian kemasan kertas berbentuk kotak/box yaitu kemasan dus kertas berbentuk kotak dan persegi panjang berukuran besar. Kemasan ini dapat dikombinasikan dengan fitur jendela/window dimana tampilan isi roti dalam kemasan bisa nampak dari luar. Kemasan ini cocok untuk jenis roti yang berukuran besar seperti roti bakar, roti brownies, roti bolu gulung dan lainnya. Isi produk dengan volume yang besar dan banyak cocok untuk kemasan bentuk ini. Kemasan kertas Box Kecil/Lunch Box Kemasan ini berukuran kecil dan tahan minyak. Walaupun ukurannya tidak jauh berbeda dengan jenis paper bag tapi karena kemasan ini berbentuk kotak dan memiliki lapisan yang lebih tebal sehingga dapat menjaga kondisi roti terjaga lebih baik. Maka kemasan ini cocok diperuntukan untuk jenis roti berukuran kecil hingga sedang namun terdapat isiannya/roti isi seperti toast, sandwich dan burger. Dengan sifatnya yang lebih kokoh tapi minimalis isian roti seperti daging dan sayuran tidak berantakan di dalam kemasan ini. Perlu diingat kemasan berbahan kertas ini cocok untuk jenis roti yang hanya bisa bertahan dalam waktu yang relatif singkat atau roti yang cepat saji, roti yang tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama. Hal ini dikarenakan sifat kertas yang relatif mudah rusak dan tidak tahan akan air jika dibandingkan dengan material lainnya. Kendati demikian bukan berarti kemasan ini tidak dapat menjaga keamanan dan kualitas produk hanya saja harus disesuaikan dengan jenis roti apa yang ingin dijual. Karena jika kemasan yang terlalu berlebihan dan tidak sesuai dengan jenis roti maka akan berdampak pada pengeluaran biaya yang tidak efisien. Kemasan Plastik Kemasan plastik merupakan kemasan dengan material utamanya adalah plastik transparan. Biasanya tipe kemasan ini sering dijumpai di toserba dan warung-warung di sisi jalan. Kemasan plastik dapat menjaga masa hidup produk lebih lama dibanding kemasan berbahan kertas karena sifatnya yang bisa melindungi masuknya air dan udara masuk. Tipe plastik yang dapat digunakan tidaklah sembarang plastik. Plastik yang aman dan telah memenuhi syarat dari BPOM yang bisa lulus uji untuk bisa digunakan. Ada berbagai jenis material plastik kemasan makanan dan tidak semua jenis aman digunakan pada makanan. Namun, terdapat klasifikasi jenis material plastik yang aman untuk roti yaitu jenis PET, LDPE, dan PP. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa bahan plastik selain tipe tersebut yang jika terkena kontak langsung dengan makanan akan mengancam kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. Terdapat beberapa varian kemasan plastik roti yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, diantaranya Kemasan plastik biasa Kemasan yang menggunakan satu jenis material saja. Material plastik yang umum digunakan adalah dengan bahan PE dan PP. Kemasan ini termasuk jenis yang umum digunakan selain karena harganya yang relatif murah tetapi juga memberikan manfaat estetika. Dengan tampilan yang transparan dan ditambah desain printing brand produk akan terlihat lebih sederhana dan tetap menarik perhatian konsumen. Kemasan jenis ini bisa juga ditambahkan fitur seal/pembuka kemasan. Bisa dengan menggunakan pembuka sederhana dengan perekat semacam lakban bening, kawat berlapis seperti tali, lalu ada juga yang menggunakan zipper semacam pembuka plastik obat yang bisa dibuka dan ditutup kembali. Kemasan dengan fitur zipper dan menggunakan kawat biasanya cocok untuk roti tawar karena ukurannya yang besar bisa membantu konsumen untuk mengkonsumsinya sedikit demi sedikit lalu menyimpannya kembali dengan mudah. Kemasan dengan fitur seal/pembuka lakban bening cocok untuk roti biasa berukuran kecil dan sedang yang hanya bertahan beberapa hari saja. Biasanya roti yang dijual di toserba atau warung-warung cocok menggunakan fitur ini. Kemasan plastik kombinasi Yaitu kemasan plastik dengan menggunakan kombinasi material kertas kraft dengan material plastik biasa. Kemasan jenis ini cocok digunakan untuk jenis roti atau biskuit kering. Karena dengan adanya kertas kraft sebagai alas roti atau biskuit dapat mempertahankan bentuk isi produk agar tidak mudah rusak. Kemasan plastik vakum Kemasan plastik ini memanfaatkan alat atau teknologi vakum/penyedot udara untuk menghilangkan oksigen dari dalam kemasan plastik. Untuk jenis kemasan plastik vakum menggunakan material plastik yang tebal, hal tersebut dikarenakan agar kemasan kuat menahan tekanan dari dalam isi kemasan yang sudah disedot habis udaranya. Dengan begitu tingkat ketahanan roti bisa lebih kuat dan lama. Namun, karena kemasan plastik di sedot udaranya dapat mengurangi tampilan kemasan karena kemasan jadi nampak berkerut. Jadi pemilihan kemasan plastik vakum harus disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis jenis kemasan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Produsen harus bisa lebih kreatif dalam memanfaatkan fitur-fitur atau aksesoris tambahan sebagai penunjang daya tarik kemasan. Maka pemilihan jenis kemasan yang baik harus bisa dilakukan dengan cermat. Dengan memperhatikan kebutuhan produk, modal yang harus dikeluarkan, konsep produk, ciri khas produk akan membuat pemilihan kemasan jauh lebih efektif. Agar lebih jelas, bisa melakukan riset langsung dengan melihat berbagai jenis kemasan di dalam website ini. Jika masih bingung bisa langsung menghubungi kontak WA yang tertera di halaman web ini agar bisa berkonsultasi mengenai kemasan yang sesuai dengan konsep dan tema produk. Untuk Order berbagai jenis kemasan, termasuk untuk kemasan retail silahkan pesan melalui Whatsapp kami di link berikut
Dilansirdari Encyclopedia Britannica, berikut ini adalah syarat - syarat untuk menjadi seorang kritikus yang baik, kecuali reduksi. admin April 7, 2022 0 0 Less than a minutePENDAHULUAN Latar Belakang Di kota-kota besar, roti dapat dikatakan hampir dapat menggeser kedudukan nasi sebagai makanan pokok terutama untuk sarapan pagi. Seiring dengan berjalannya waktu, roti tidak lagi dikaitkan dengan sarapan pagi, tetapi sudah meluas sebagai menu makanan alternatif di segala kondisi dan waktu. Roti tidak lagi dinikmati di pagi hari, tetapi juga di siang hari, malam hari, atau sebagai snack di antara dua waktu makan. Masyarakat Indonesia kini telah mulai banyak yang memanfaatkan roti sebagai alternatif sumber karbohidrat bukan nasi. Peran roti kelak tidak lagi sebatas sebagai menu untuk sarapan, tetapi juga untuk menu makan siang dan makan malam. Oleh karena itu, kandungan gizi roti sangat perlu untuk diperhatikan agar dapat memberikan sumbangan gizi yang berarti bagi manusia. Di dalam ilmu pangan, roti dikelompokkan dalam produk bakery, bersama dengan cake, donat, biskuit, roll, kraker, dan pie. Di dalam kelompok bakery, roti merupakan produk yang paling pertama dikenal dan paling populer saat ini. Produk roti adalah produk makanan yang bahan utamanya adalah tepung kebanyakan tepung terigu dan dalam pengolahannya melibatkan proses pemanggangan proses. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah Mengetahui definisi roti Mempelajari pengolahan dan penanganan dari produk Roti Mengetahui pengaruh dari proses pemanggangan / baking pada roti terhadap karbohidrat, protein, lemak BAB II PEMBAHASAN Definisi Roti adalah produk makanan yang terbuat dari tepung terigu yang difermentasikan dengan ragi roti Saccharomyces cerevisiae , air dan atau tanpa penambahan makanan lain dan dipanggang.. Kedalam adonan dapat ditambahkan gula, garam, susu atau susu bubuk, lemak, pengemulsi dan bahan-bahan pelezat seperti cokelat, keju, kismis dan lain-lain wijandi dan illah,2003. Secara garis besar produk bakeri bisa dikelompokkan menjadi kelompok roti dan kelompok biskuit. Produk roti mempunyai struktur berongga-ronga dan dikembangkan dengan ragi roti dan produk akhirnya bersifat plastis, elastis karena kadar airnya relatif tinggi. Produk biskuit terdiri dari berbagai bentuk dan mempunyai struktur lebih padat dengan tektur mulai dari rapuh atau renyah sampai relatif keras, serta kadar airnya rendah sehingga lebih awet dari pada roti. Berdasarkan formulasi adonan roti dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu adonan roti manis, roti tawar dan adonan soft rolls. Adonan roti manis adalah adonan yang dibuat dari formulasi yang banyak menggunakan gula, lemak dan telur. Adonan roti tawar adalah adonan roti yang mengunakan sedikit/tanpa gula, susu skim dan lemak. Sedangkan adonan soft roll adalah adonan roti yang dibuat dari formula yang menggunakan gula dan lemak relatif lebih banyak dari adonan roti tawar. Kualitas roti secara umum disebabkan karena variasi dalam penggunaan bahan baku dan proses pembuatannya. Jika bahan baku yang digunakan mempunyai kualitas yang baik dan proses pembuatannya benar maka roti yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik pula. Jenis dan mutu produk bakeri sangat bervariasi tergantung jenis bahan-bahan dan formulasi yang digunakan dalam pembuatannya. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan roti dapat digolongkan bahan utama dan bahan pembantu. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan roti adalah tepung terigu, air, ragi roti dan garam. Bahan pembantu adalah bahan-bahan yang menyertai bagian utama dalam pembuatan roti untuk mendapatkan aroma, rasa dan tekstur yang diinginkan. Bahan pembantu ini terdiri dari shortening, bread improver, susu skim, telur, gula, bahan pengisi serta flavoring. Pemberian antioksidan asam askorbat, bromat , dan anti kapang seperti kalium propionat dan kalsium pospat ditambahkan untuk memperpanjang keawetan roti. Faktor yang mempengaruhi volume roti marliyati, dkk. 1992 Mutu dan jumlah dari bahan – bahan yang dipakai Proses pembuatan Mixing Fermentasi Cara pengerjaan Pan proof Baking TEKNIK PROSES PRODUKSI ROTI Roti merupakan produk yang bersifat tidak stabil, elastis, memiliki solid foam, serta mengandung matriks hasil ikatan silang molekul gluten dan polimer pati. Dalam pembuatan roti, perlakuan fisik dan mekanis selama mixing, reaksi kimia termasuk reaksi enzimatis, dan pengaruh proses termal waktu dan suhu pemanggangan akan mempengaruhi karakter produk akhir yang akan dihasilkan noer, 2010 Secara garis besar proses pembuatan roti terdiri dari pencampuran, pembentukan dan pemanggangan. Pengadukan Pencampuran bertujuan untuk pembentukan adonan atau development yang ditandai terbentuknya adonan yang lembut, elastis, ekstensibel dan nampak kering serta tidak lengket. Pencampuran dianggap selesai bila adonan sudah menjadi kalis yaitu lembut, elastis, kering, serta resisten terhadap peregangan tidak mudah sobek . Cara pengujian kecukupan pengadukan yang umum dilakukan adalah dengan meregang – regang segumpal adonan membentuk lembaran tipis. Untuk memperoleh efek tersebut, pengaduk harus menekan, meregang dan melipat adonan. Fermentasi Tujuan fermentasi adalah untuk proses pematangan adonan, sehingga adonan mudah ditangani dan dapat menghasilkan produk bermutu baik. Selain itu fermentasi berperan dalam pembentukan cita rasa roti. Hal yang terpenting dalam melakukan fermentasi adalah membuat kondisi lingkungan suhu dan kelembapan ideal untuk berkembangnya ragi roti. Baik babon maupun adonan biasanya difermentasi pada suhu 27-30 °C dengan kelembaban 75-80 %. Pembentukan Pada prinsipnya, rounding bertujuan untuk menahan gas karbondioksida yang terbentuk selama fermentasi serta memudahkan adonan menyerap udara luar sehingga adonan dapat mencapai volume yang optimum. Selain itu, rounding juga berfungsi untuk mengurangi kelengketan adonan dan mengurangi penggunaan tepung pada tahap moulding. Moulding merupakan proses pembentukan adonan sesuai dengan selera masing – masing yang dapat dilakukan dengan cara menggulung adonan dan merekatkan sisi adonan setelah dilakukan pengisian. Proses moulding secara manual dilakukan di atas meja kerja yang telah ditaburi tepung terigu dengan maksud untuk mencegah lengketnya adonan pada meja proses dan dengan alat menggunakan Dough Moulding. Pemanggangan Pemanggangan merupakan proses pematangan adonan menjadi roti yang dapat dicerna oleh tubuh dan menimbulkan aroma yang khas. Pemanggangan merupakan aspek yang kritis dari urutan proses untuk menghasilkan roti yang berkualitas tinggi. Pemanggangan terlalu lama dapat menyebabkan kekerasan dan penampakan yang tidak baik. Suhu dan waktu yang umum untuk pemanggangan adalah 180 – 200 °C selama 15 – 20 menit. Proses pemanggangan akan menyebabkan volume adonan bertambah dalam waktu 5 – 6 menit pertama dalam oven aktivitas yeast akan berhenti pada suhu 65 °C temperatur adonan. Proses pembakaran roti akan mendenaturasi protein dan terjadi proses gelatinisasi dari kanji, dan untuk menghasilkan remah roti yang kokoh temperatur adonan harus mencapai minimum 77 °C. Tahap pengemasan Setelah roti selesai dibuat, maka proses yang selanjutnya, yang tidak kalah penting, yaitu proses pengemasan. Ini terutama dilakukakan terhadap roti yang dikomersialkan, atau dijual ke pasaran. Tentunya hal ini harus memenuhi kriteria kesehatan dan keamanan konsumsi. Adapun syarat bahan kemasan roti adalah sebagai beikut arthur, 2010 Permeabel terhadap udara yang sesuai dengan roti tidak beracun dan tidak inert tidak bereaksi dengan roti. kedap air. Tahan panas. Mudah dikerjakan secara masinal dan harganya relatif murah. Kemasan yang dipakai untuk membungkus roti biasanya berupa plastik, terutama yang golongan polietilen dan cellophan. – Setelah roti selesai maka sesegera mungkin langsung dimasukkan ke dalam plastik yang sudah disiapkan seukuran roti yang kita buat – Dengan bantuan mesin atau manual, mulut plastik dipanaskan sebelum dilekatkan – Diusahakan roti yang sudah terkemas kedap terhadap udara luar biasanya bagian dalam kemasan dibuat menggembung, jika kempes berarti ada bagian plastik yang berlubang/bocor – Selanjutnya roti dimasukkan ke dalam kotak karton agar terlindung dari banyak radiasi cahaya, air, dan kontak dengan polutan di udara – Pertahankan aroma serta pertahankan kondisi agar tetap kering – Plastik diberi label dengan metode yang tepat, jangan sampai kertas label ataupun cat untuk label mempengaruhi roti yang ada dalam kemasan. Pengaruh pemanggangan pada produk roti Hal yang tak kalah penting selain kandungan gizi pada roti, yaitu soal pengolahannya. Ternyata, gizi roti bisa menyusut akibat pengolahan yang tidak tepat. pemanggangan bisa menyebabkan susut zat gizi pada bahan makanan, akibat kerusakan zat gizi tersebut. Kerusakan zat gizi dalam bahan makanan dipanggang, umumnya terkait suhu yang digunakan dan lamanya pemanggangan. Pada roti, tidak ada susut gizi yang berarti dalam tahap pencampuran adonan, fermentasi, atau pencetakan. Kulit makanan yang dipanggang dapat mencapai suhu lebih dari 100 derajat celcius, tapi kulit hanya merupakan bagian kecil dari bahan makanan tersebut secara keseluruhan. Namun, pemanggangan roti sampai kulitnya berwarna cokelat akan menurunkan kadar tiamin 17 persen-22 persen anonymous, 1992 Karbohidrat Bahan pangan yang dominan kandungan karbohidratnya seperti singkong, ubi jalar, gula pasir, dll. Dalam pengolahan yang melibatkan pemanasan yang tinggi spt pemanggangan, karbohidrat terutama gula akan mengalami karamelisasi pencoklatan non enzimatis. Warna karamel ini kadang-kadang justru dikehendaki, tetapi jika dikehendaki karamelisasi yang berlebihan sebaliknya tidak diharapkan . Protein Pemanasan protein dapat menyebabkan terjadinya reaksi-reaksi baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan. Reaksi-reaksi tersebut diantaranya denaturasi, kehilangan aktivitas enzim, perubahan kelarutan dan hidrasi, perubahan warna, derivatisasi residu asam amino, cross-linking, pemutusan ikatan peptida, dan pembentukan senyawa yang secara sensori aktif. Reaksi ini dipengaruhi oleh suhu dan lama pemanasan, pH, adanya oksidator, antioksidan, radikal, dan senyawa aktif lainnya khususnya senyawa karbonil. Kebanyakan protein pangan terdenaturasi jika dipanasakan pada suhu yang moderat 60-90oC selama satu jam atau kurang. Denaturasi adalah perubahan struktur protein dimana pada keadaan terdenaturasi penuh, hanya struktur primer protein saja yang tersisa, protein tidak lagi memiliki struktur sekunder, tersier dan quarterner. Akan tetapi, belum terjadi pemutusan ikatan peptida pada kondisi terdenaturasi penuh ini. Denaturasi protein yang berlebihan dapat menyebabkan insolubilisasi yang dapat mempengaruhi sifat-sifat fungsional protein yang tergantung pada kelarutannya. Reaksi Maillard Dalam Produk Pemasakan dirumah-rumah tangga dan pengalengan makanan secara komersil hanya memberi sedikit pengaruh terhadap nilai gizi protein bahan pangan. Akan tetapi proses industri lainnya, yang menyangkut penggunaan panas pada kadar air yang rendah, misalnya selama pengeringan dan pembakaran roti, serta proses penyimpanan selanjutnya dari produk yang dihasilkan, dapat mengakibatkan penurunan gizi yangcukup besar. Reaksi Maillard dapat terjadi, misalnya selama produksi pembakaan roti. Kehilangan tersebut terutama terjadi pada bagian yang berwarna coklat crust, yang mungkin karena terjadinya reaksi dengan gula pereduksi yang dibentuk selama proses fermentasi tetapi tidak habis digunakan oleh khamir dari ragi roti. Meskipun gula-gula nonreduksi misalnya sukrosa tidak bereaksi dengan protein pada suhu rendah, tetapi pada suhu tinggi ternyata dapat menimbulkan reaksi Maillard, yang pada suhu tinggi terjadi pemecahan ikatan glikosidik dari sukrosa dan menghasilkan glukosa dan fruktosa muchtadi,astawan. 1992. Lemak Dengan proses pemanasan, makanan akan menjadi lebih awet, tekstur, aroma dan rasa lebih baik serta daya cerna satu komponen gizi yang dipengaruhi oleh prose pemanasan adalah lemak. Proses pemanasan dapat menurunkan kadar lemak bahan pangan. Demikian juga dengan asam lemaknya, baik esensial maupun non esensial. Kandungan lemak daging sapi yang tidak dipanaskan dimasak rata-rata mencapai 17,2 %, sedangkan jika dimasak dengan suhu 60 oC, kadar lemaknya akan turun menjadi 11,2-13,2% muchtadi,astawan. 1992. DAFTAR PUSTAKA Anonymous, 2007. Di Balik Sepotong Roti, Alternatif Sarapan Pengganti Nasi & Mi. akses maret 2010 Arthur, Sutikno. 2009. Cara Pembuatan Roti Manis. Noer, Hendry. 2010. Mengungkap Fenomena Bread Staling. Maliyati, Sru Anna dkk. 1992. Pengolahan Pangan Tingkat Rumah Tangga. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, IPB. Bogor Muchtadi, Dedy dan Made Astawan. 1992. Metode Kimia Biokimia Dan Biologi Dalam Evaluasi Nilai Gizi Pangan Olahan. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, IPB. Bogor Wijandi, Soesarsono dan Illah Saillah. 2003. Memproduksi roti. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta This entry was posted on August 23, 2010 at 333 pm and is filed under Uncategorized. You can follow any responses to this entry through the RSS feed. You can leave a response, or trackback from your own site.1941801623432607 - Syarat; Problem statement; UU Nomor 25 Tahun 2009 - Undang-undang; SK KD PKN - Nothing; Informasi Tanaman - testes aja maaf; Books. Intermediate Accounting; Alasan penggunaan kertas sebagai bahan pengemas adalah antara lain. karena penggunaannya yang praktis, kemudahan pelabelan untuk tujuan promosi, murah untuk dicetak, Kemasan dengan bahan plastik kerap produsen pakai sebagai pengemas produk roti atau bakery. Penggunaan plastik untuk roti memang paling populer dan familier, terutama jika target marketnya konsumen kelas bawah hingga menengah. Sementara, bisnis pada industri roti juga cukup berkembang pesat karena kesukaan konsumen pada produk ini selalu tinggi. Roti biasa orang konsumsi sebagai menu sarapan ataupun kudapan pengganjal lapar. Varian dan jenis roti yang beragam membuat bisnis ini kian menjamur. Buat kamu yang tengah menjalankan ataupun merintis bisnis roti, pengemasan seperti apa yang menurutmu paling baik sekaligus menarik? Kali ini FlexyPack akan mengajak kamu mencermati berbagai bentuk kemasan roti beserta rekomendasi bahan kemas terbaiknya. Simak baik-baik ya! Pilihan Kemasan untuk Produk Roti Secara umum, setidaknya ada tiga jenis pilihan pengemasan produk roti yang sering kamu jumpai. Ketiganya adalah plastik, paper bag, hingga box. Tiap-tiap bentuk kemasan memiliki keunggulan tersendiri. Plastik Kemasan dengan bahan plastik banyak produsen pilih karena sifatnya yang fleksibel. Selain itu, plastik juga memungkinkan calon pembeli melihat visual roti dari luar. Maka secara tidak langsung, tingkat kepercayaan konsumen pada kualitas produk pun dapat tercipta. Selain itu, kemasan plastik juga efektif untuk memperpanjang masa simpan roti. Kebanyakan roti tidak bisa awet dalam rentang waktu lama jika bahan pembungkusnya kurang tepat. Paper Bag Bentuk kemasan berupa paper bag paling cocok untuk produk roti sekali konsumsi langsung habis. Maksudnya, self life dari produk roti tersebut tidak bisa lebih dari satu hari. Alhasil, konsumen mesti cepat-cepat menghabiskan roti tersebut. Beberapa roti atau kue kekinian menggunakan paper bag sebagi salah satu media untuk meningkatkan estetika produk. Namun, penggunaan paper bag ini tidak boleh sembarangan. Bahan kertasnya mesti benar-benar food grade. Box Bentuk pengemasan roti selanjutnya biasa produsen gunakan untuk meningkatkan ekslusivitas produk. Kemasan roti dalam box sifatnya cenderung lebih premium. Jadi, target market untuk pengemasan ini kebanyakan konsumen kelas menengah ke atas. Tak hanya itu, kemasan box pas juga untuk konsumen jadikan hampers atau bingkisan hantaran. Tidak heran kalau packaging ini justru paling laris saat hari-hari besar. Keunggulan Plastik Kemasan Roti Dari berbagai jenis pengemasan tadi, plastik menjadi salah satu rekomendasi kemasan yang bisa kamu pakai. Kenapa? Beberapa alasannya adalah sebagai berikut Fleksibel Alasan utamanya adalah sifatnya yang amat fleksibel dan dapat menyesuaikan bahan serta karakteristik produk roti. Untuk keperluan upgrade atau rebranding kemasan, produsen dapat lebih mudah melakukan perubahan bentuk kemasan. Ringan Dibandingkan dengan jenis kemasan lain, plastik cenderung lebih ringan. Hal ini membuat kemasan ini mudah dalam penyimpanan. Tidak akan makan banyak tempat dan pastinya efisien. Dari segi biaya, ongkos kirim bahan ini lebih murah juga. Karena ringan sekaligus fleksibel, konsumen pun dapat lebih efektif membawa produk ke mana pun. Inilah yang kemudian membuat produsen lebih suka pengemasan roti dengan bahan plastik. Mudah untuk Proses Desain Dan yang paling penting, kemasan plastik lebih mudah dibuat full color agar lebih menarik. Hasil cetakan grafis dan warna pada plastik juga lebih bagus. Alhasil, nilai estetika dari produk roti pun dapat ikut meningkat. Desain yang bagus tentunya berpengaruh pada rasa penasaran konsumen akan produk. Maka, jenis pengemas plastik paling efektif untuk menarik rasa ingin tahu para konsumen hingga mempengaruhi keputusan mereka dalam membeli roti. Syarat Plastik Kemasan Meski kemasan plastik sangat populer produsen gunakan, bukan berarti dapat sembarangan pilih jenis plastik. Plastik untuk produk roti dalam hal ini masuk kategori makanan harus memenuhi syarat dari BPOM. Syarat tersebut antara lain Kemasan tidak bersifat toksik dan beresidu terhadap makanan Kemasan sanggup menjaga bentuk, rasa, kehigienisan, dan gizi bahan pangan Senyawa bahan toksik pada kemasan tidak boleh bermigrasi ke dalam bahan pangan terkemas Bentuk, ukuran, dan jenis kemasan memberikan efektivitas Bahan kemasan tidak mencemari lingkungan hidup Secara umum, kemasan plastik harus aman untuk konsumen. Oleh sebab itu, bahan plastik yang sebaiknya produsen gunakan untuk kemasan antara lain PET, HDPE, LDPE, dan PP. Pesan Plastik Kemasan Roti di FlexyPack Nah, jika kamu tertarik menggunakan plastik sebagai bahan pengemas produk rotimu, kamu bisa loh memesannya di FlexyPack. Kemasan FlexyPack jelas cocok untuk roti dengan berbagai keunggulan yang ada Terjamin food grade, jadi sangat aman buat konsumen Kualitas terjamin sehingga bagus dalam menjaga mutu produk Desain kemasan inovatif, bisa banget bikin produk rotimu naik level! Untuk informasi lebih detailnya, kamu dapat mengecek pada laman berikut. Atau bisa juga konsultasi langsung ke tim FlexyPack via WhatsApp buat tanya-tanya seputar kemasan. Yuk, ganti kemasan lamamu menjadi lebih menarik bersama FlexyPack! Siap-siap bisnismu makin meroket dan go international! Post Views 1,955